

Partner Mendengar #FirmanSetiapHari
Ayub
Pria saleh yang diuji dengan penderitaan luar biasa — kehilangan harta, keluarga, dan kesehatannya. Tiga teman Ayub menganggap penderitaannya sebagai hukuman Tuhan atas dosa, tetapi Ayub mempertahankan ketidakbersalahannya. Ia mempertanyakan mengapa orang benar menderita. Tuhan akhirnya menjawab Ayub melalui badai, mengingatkan bahwa manusia tidak dapat memahami semua rencana-Nya. Ayub bertobat dan mengakui kebesaran Tuhan, dan Tuhan mengembalikan segala yang hilang, memberinya lebih banyak berkat.
Ayub, seorang pria saleh, diuji oleh Tuhan setelah Iblis menantang kesetiaannya. Ayub kehilangan hartanya, anak-anaknya, dan kesehatannya, namun ia tetap tidak mengutuk Tuhan. Ayub tetap berdoa dan memuji Tuhan meskipun semua itu terjadi.
Iblis kembali menantang Tuhan, dan Tuhan mengizinkan Ayub menderita lebih parah dengan penyakit kulit yang buruk. Tiga teman Ayub — Elifas, Bildad, dan Zofar — datang untuk menghiburnya, tetapi mereka hanya diam ketika melihat penderitaan Ayub. Mereka mulai berpendapat bahwa penderitaan Ayub adalah akibat dari dosa.
Ayub mengutuki hari kelahirannya dan mengeluh tentang penderitaannya, bertanya mengapa ia dilahirkan hanya untuk menderita. Ia merasa hidupnya tidak ada artinya dan lebih baik jika ia tidak dilahirkan.
Elifas berbicara pertama, menyarankan bahwa penderitaan Ayub adalah akibat dari dosa. Ia berpendapat bahwa Tuhan menghukum orang yang berdosa dengan cara ini, dan meminta Ayub untuk bertobat.
Elifas melanjutkan dengan mengatakan bahwa Tuhan menegur orang yang berdosa melalui penderitaan. Ia meminta Ayub untuk menerima teguran Tuhan dan bertobat agar pemulihan dapat datang.
Ayub merespons dengan keluh kesah, mengatakan bahwa penderitaannya terlalu berat untuk ditanggung. Ia berharap ada yang mendengarkan dan memberi belas kasihan kepadanya, dan menyatakan bahwa Tuhan telah membiarkannya menderita tanpa alasan yang jelas.
Ayub kembali mengeluh, merasa bahwa hidupnya sia-sia. Ia mempertanyakan mengapa ia harus hidup dalam penderitaan jika pada akhirnya ia akan mati juga. Ayub merasakan kesendirian dan kebingungannya yang mendalam.
Bildad berbicara dan menyalahkan Ayub, mengklaim bahwa penderitaan adalah akibat dosa nenek moyang Ayub. Ia menekankan bahwa Tuhan tidak mungkin menghukum orang yang tidak bersalah, dan meminta Ayub untuk bertobat.
Ayub mengakui kebesaran Tuhan, tetapi ia merasa bahwa Tuhan tidak adil dalam penghakiman-Nya. Ia bertanya mengapa orang benar bisa menderita. Ayub merasa tidak ada yang bisa dilakukan untuk mempertahankan dirinya di hadapan Tuhan yang maha besar.
Ayub mengungkapkan kebingungannya dan kesedihannya, bertanya kepada Tuhan mengapa ia harus menderita meskipun ia tidak bersalah. Ia merasa Tuhan telah menciptakan dirinya untuk menderita dan bertanya mengapa Tuhan membiarkan ini terjadi padanya.
Zofar berbicara dan menuduh Ayub berbohong dan tidak jujur. Ia menyatakan bahwa penderitaan Ayub lebih ringan dari yang seharusnya dan menyarankan Ayub untuk bertobat agar Tuhan mengembalikan berkat-Nya.
Ayub membela dirinya dan menjelaskan bahwa ia tidak bersalah. Ia melihat bahwa banyak orang jahat hidup bahagia, sementara orang baik seperti dirinya menderita. Ayub mulai mempertanyakan cara Tuhan mengatur dunia.
Ayub menyatakan bahwa ia tetap ingin berbicara langsung kepada Tuhan, meskipun ia tahu Tuhan lebih besar dan sulit dimengerti. Ia merasa bahwa teman-temannya tidak memberi jawaban yang memadai.
Ayub melanjutkan keluh kesahnya, meragukan makna hidup. Ia bertanya mengapa manusia harus dilahirkan jika hidup mereka hanya untuk menderita dan mati. Ayub berharap ada harapan bagi orang mati, tetapi ia tidak melihat jalan keluar dari penderitaannya.
Elifas kembali berbicara dan menyalahkan Ayub, mengatakan bahwa ia sombong dan tidak mau menerima nasihat. Ia mendesak Ayub untuk bertobat dan mengakui dosanya agar Tuhan memberinya pemulihan.
Ayub semakin terpuruk dan merasa bahwa Tuhan menganggapnya sebagai musuh. Ia mengungkapkan kesedihannya karena tidak ada yang membelanya. Ayub merasa dikhianati oleh teman-temannya yang tidak memahami penderitaannya.
Ayub terus berbicara tentang ketidakpastian hidupnya dan merasa bahwa keadilan Tuhan tidak dapat dijangkau. Ia berharap ada seseorang yang dapat membelanya dan memberi keadilan atas penderitaannya.
Bildad kembali berbicara, menyalahkan Ayub dan menyatakan bahwa penderitaan pasti datang karena dosa. Ia memperingatkan Ayub bahwa orang yang berdosa akan dihukum, dan penderitaan Ayub adalah akibat dari dosanya.
Ayub merasa sangat terbuang, bahkan oleh teman-temannya. Namun, ia masih berharap pada Tuhan dan percaya bahwa suatu saat ia akan mendapatkan keadilan. Ia juga menyatakan bahwa dia tahu bahwa Tuhan akan membelanya dan memberikan pemulihan.
Zofar berbicara lagi, mengungkapkan pandangannya bahwa orang jahat akhirnya akan dihukum oleh Tuhan. Ia menyatakan bahwa Ayub akan menerima balasan yang setimpal atas segala dosa yang dilakukannya.
Ayub menanggapi Zofar, menyatakan bahwa orang jahat sering kali hidup makmur dan tidak dihukum. Ia bertanya mengapa penderitaan orang baik terjadi jika keadilan Tuhan berlaku di dunia ini.
Elifas kembali berbicara, menuduh Ayub sebagai orang yang banyak berbuat dosa, seperti menindas orang miskin dan berdusta. Ia meminta Ayub untuk bertobat agar Tuhan memberkati hidupnya kembali.
Ayub mengungkapkan keinginannya untuk berbicara langsung dengan Tuhan, tetapi merasa Tuhan tidak dapat dijangkau. Meski demikian, ia percaya bahwa Tuhan tahu apa yang ia alami dan tetap berharap pada-Nya.
Ayub mempertanyakan mengapa orang jahat seringkali diberi kebebasan untuk berbuat dosa, sementara orang benar menderita. Ia merasa bahwa dunia ini tidak selalu menunjukkan keadilan yang seharusnya.
Bildad berbicara singkat, menyatakan bahwa manusia tidak bisa dianggap benar di hadapan Tuhan, yang sangat maha besar. Ia mengatakan bahwa manusia tidak dapat mencapai kesempurnaan atau kebesaran Tuhan.
Ayub menanggapi dengan menyatakan bahwa Tuhan sangat besar dan kekuatan-Nya tidak terjangkau oleh manusia. Ia mengatakan bahwa Tuhan mengatur seluruh alam semesta dengan kebijaksanaan yang tidak dapat dipahami.
Ayub bersumpah untuk tetap setia kepada Tuhan meskipun ia menderita. Ia menegaskan bahwa ia tidak akan berpaling meskipun teman-temannya terus menyalahkannya. Ayub mengatakan bahwa orang jahat pasti akan menerima hukuman dari Tuhan.
Ayub berbicara tentang kebijaksanaan yang hanya bisa ditemukan di Tuhan. Ia menyatakan bahwa kebijaksanaan sejati adalah takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan.
Ayub mengingat masa lalu ketika ia dihormati dan diberkati oleh Tuhan. Ia mengenang saat-saat ketika ia membantu orang yang membutuhkan dan dihargai sebagai orang yang bijaksana.
Ayub membandingkan kehidupannya yang dahulu penuh berkat dengan kehidupannya sekarang yang penuh penderitaan. Ia merasa sangat hina dan terbuang, dengan tidak ada yang peduli dengan dirinya.
Ayub mempertahankan integritasnya dan menyatakan bahwa ia tidak bersalah. Ia mengingatkan dirinya bahwa ia telah hidup dengan benar dan tidak pernah melakukan dosa besar seperti yang dituduhkan teman-temannya.
Seorang pemuda bernama Elihu muncul dan mulai berbicara. Ia mengkritik teman-teman Ayub karena tidak dapat memberi jawaban yang benar. Elihu mengatakan bahwa Tuhan menggunakan penderitaan untuk mendidik dan memperbaiki umat-Nya.
Elihu melanjutkan, menyatakan bahwa penderitaan adalah cara Tuhan mendidik umat-Nya, dan bahwa Tuhan selalu lebih bijaksana daripada manusia. Elihu mengajak Ayub untuk mendengarkan Tuhan dan menerima pengajaran-Nya.
Elihu mengungkapkan bahwa Tuhan adil dalam semua keputusan-Nya dan bahwa manusia harus mengakui kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu. Ia menegaskan bahwa Tuhan tidak berbuat zalim.
Elihu berbicara tentang kesalahan Ayub yang merasa bahwa penderitaannya adalah ketidakadilan Tuhan. Ia menyatakan bahwa Tuhan tidak membutuhkan manusia untuk diberkati, dan bahwa manusia harus tetap memuji Tuhan meskipun dalam penderitaan.
Elihu berbicara lebih lanjut, mengingatkan bahwa Tuhan bisa menggunakan penderitaan untuk memperbaiki kehidupan seseorang dan mendekatkan mereka pada-Nya. Elihu menegaskan bahwa Tuhan penuh kasih dan selalu memberikan kesempatan untuk bertobat.
Elihu melanjutkan dengan menggambarkan kebesaran Tuhan dalam alam ciptaan-Nya, menegaskan bahwa manusia tidak dapat memahami segala hal tentang Tuhan. Elihu menekankan bahwa Tuhan layak dihormati dan disembah.
Tuhan akhirnya berbicara dari dalam badai, menanyakan kepada Ayub tentang ciptaan-Nya yang sangat luas dan kompleks. Tuhan mengingatkan Ayub bahwa manusia tidak dapat memahami semua aspek kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya.
Tuhan terus berbicara tentang keajaiban ciptaan-Nya, seperti hewan dan alam, yang menunjukkan kebijaksanaan dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Tuhan menantang Ayub untuk menjelaskan hal-hal tersebut.
Ayub merasa sangat rendah hati dan mengakui bahwa ia tidak dapat membalas pertanyaan Tuhan. Tuhan menantangnya lagi tentang ciptaan-Nya, menggambarkan makhluk-makhluk besar seperti Behemoth.
Tuhan berbicara tentang Leviathan, makhluk besar yang hanya dapat dikuasai oleh Tuhan. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan Tuhan tidak terbatas oleh apa pun di dunia ini.
Ayub bertobat dan mengakui bahwa ia tidak tahu segala sesuatu. Tuhan memulihkan keadaan Ayub, memberinya lebih banyak berkat daripada sebelumnya. Ayub menerima pengampunan dan berdoa untuk teman-temannya. Tuhan memberkati Ayub dengan umur panjang dan kemakmuran yang lebih besar.